Rabu, 19 Maret 2025

 


MENYAMBUT USIA 40 TAHUN 
dalam Perjalanan Menuju Allah

Penulis: Mokhamad Rohma Rozikin, M.Pd.
Deskripsi: Soft cover ,Book paper, tebal 396  hal, ukuran 15,5x 23 cm
ISBN: 978-623-9243-8-0
Harga: Rp120.000

        Usia 40 tahun adalah usia yang sangat rawan. Sebab, usia ini adalah usia kematangan, kestabilan dan konsistensi. Jika di usia ini seseorang masih menjadi ahli maksiat, maka biasanya sampai mati dia akan terus begitu. Sebaliknya, jika di usia ini dia konsisten manjadi ahli taat, maka sampai mati biasanya dia juga akan terus begitu.  Al-Nakha‘ī berkata:

        “Jika seorang laki-laki mencapai usia 40 tahun dengan kebiasaan tertentu maka kebiasaan tersebut tidak akan berubah sampai mati”

           Di usia ini, orang juga sudah harus waspada. Sebab, semua dosa akan dihukum keras.  Ibnu Kaṡīr meriwayatkan:

        “Dari al-Qāsim bin Abdurrahman ia berkata, ‘Aku bertanya kepada Masrūq, ‘Kapan seseorang dihukum karena dosa-dosanya?’ Beliau menjawab, ‘Jika engkau sudah mencapai usia 40 tahun maka waspadalah!”

        Saya terilhami dengan kuat menulis buku ini menjelang usia 40 tahun. Ketika Allah menyiapkan segala sebab-sebabnya untuk menulis dan mempermudah jalan menuju ke sana, segeralah saya menyingsingkan lengan baju, melakukan riset dan mengumpulkan segala bahan yang diperlukan untuk menulis. Niat awal saya pertama-tama adalah agar buku ini menjadi nasihat untuk saya sendiri. Selanjutnya, tentu saya juga berharap ilmu yang terkandung di dalamnya bisa bermanfaat untuk kaum muslimin di mana pun dia berada.

        Meskipun sasaran utama buku ini adalah untuk mereka yang berusia menjelang 40 tahun atau sudah berusia 40 tahun, akan tetapi isinya juga diperuntukkan bagi mereka yang masih muda dan juga yang sudah tua. Sebab, ada banyak contoh hamba Allah yang berhasil mendapatkan rida Allah sebelum usia 40 tahun, sebagaimana banyak juga hamba Allah yang berhasil mendapatkan rida Allah setelah usia 40 tahun.

        Semua ilmu yang dibahas dalam buku ini benar-benar bersifat praktis, untuk diamalkan. Beberapa pembahasan yang agak diperdalam, semata-mata dimaksudkan untuk memperoleh landasan yang kokoh dalam beramal.  Akhirnya, secanggih apa pun kita merancang, semua nantinya akan tetap terserah Allah, dan Dia akan memberi petunjuk serta memudahkan amal kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Allahummahdinā subulal hudā. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar